Jumat, 13 Maret 2009

Virus Variola Vera

Virus Variola
Oleh : Diah Puspita Sari
NIM : H1E07011

Ilmu yang mempelajari tentang Virus disebut Virologi. Secara harafiah, virus (bahasa latin) = racun. Hampir semua virus dapat menimbulkan penyakit pada organisme lain. Saat ini virus adalah mahluk yang berukuran paling kecil. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan bakteri (bakteri filter). Berikut dibawah ini penjelasan tentang morfologi,fisiologi dan metabolisme,ekologi, taksonomi serta peranannya dalam lingkungan sekitar.
1.Morfologi Virus Variola
Penyakit cacar disebabkan oleh virus Variola. Salah satunya adalah Variola vera. Dilihat dari mikroskop elektron, virion dari Variola berbentuk bulat dan licin dengan ukuran kira-kira 302-350 nm. Virion terdiri dari stuktur eenvelope, permukaan membrane, mempunyai pusat membrane (Core), bagian badan lateral. Selama proses siklus hidup berlangsung, virion ini memproduksi partikel extraseluler dan partikel intraselluler yang dapat terjadi dalam dua fenotipe, yang kemungkinan salah satunya di envelope selama fase extraselluler. Proses penginfeksian ditandai dengan extraselluler virion. Kapsid pada virus berupa envelope dan virionnya melebur dan menjadi matang secara natural dengan menancapkan tunas pada membrane sel inangnya. Virion umumnya berbentuk batu bata atau pleomorfik dengan ukuran diameternya sebesar 250 nm, 250-300 nm panjang, 200 nm tingginya. Pusat virus (the core) berbentuk bikonkaf dengan dua bagian lateral badan.
Virus variola sendiri berbentuk bata atau elips dan berukuran 400 x 230 nm. Struktur morfologi pada virus variola ini sangat kompleks (dapat dilihat pada gambar di bawah ini), hal ini dikarenakan tidak memiliki konformasi ikosahedral atau simetri heliks seperti virus lain. Bagian luar partikel mengandung lekukan. Terdapat selaput luar lipoprotein yang menutupi inti dan dua struktur fungsi tak dikenal yang disebut badan lateral. Pada inti terdapat genom virus yang besar dari DNA untai ganda linear (Ramdani,2008).

2.Fisologi dan Metabolisme
Setiap makhluk hidup pada dasarnya tersusun oleh komponen-komponen kimiawi yang akan membantu kelangsungan hidupnya. Virus memliki komponen kimia berupa protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid. Komponen kimis yang akan kita bahas dalam virus terdapat dalam bentuk asam nukleat, kapsid, enzim, dan protein lainnya.
Virus adalah parasit yang berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Pada virus variola, terdapat kandungan sejumlah kecil asam nukleat (DNA) saja yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid dan glikoprotein. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Jika dilihat dari komposisi kimia virus terhadap asam nukleatnya, pada virus variola genom yang di dalamnya terdapat asam nukleatnya memiliki bentuk tidak bersegmen atau segmen tunggal serta DNA berutas ganda. Genom yang sempurna berkisar sekitar sepanjang 191636 nukleotida. Dalam DNA virus ini terdiri dari banyak baris-baris yang mana disetiap baris tersebut memiliki kode-kode tertentu untuk menerjemahkan informasi genetiknya. Asam nukleat pada virus variola mempunyai arti penting untuk memahami proses perkembangbiakan virus (transkripsi dan translokasi gen virus baru), sifat biologik, dan sebagainya.
Sedangkan pada komposisi kimia virus terhadap protein dan lipid merupakan satu kesatuan yang kompleks. Protein ialah komponen kimiawi utama terbesar dari struktur virus dan merupakan komponen tunggal dari kapsid, bagian terbesar dari selubung, dan dapat merupakan bagian protein inti (core protein) pada beberapa virus ikosahedral. Protein diatas disebut juga sebagai protein struktural karena mempunyai fungsi membentuk rangka virion. Pada viral genom ini juga dapat menerjemahkan structural protein dan non structural protein. Sedangkan pada lipid dalam virus variola biasanya dapat ditemukan pada bentuk envelope dari virus ini. Biasanya virion terdiri dari 4 % lipid. Komposisi dari lipid itu sendiri memiliki kesamaan dengan membrane sel inangnya. Lipid diperoleh dan disintesiskan pada inangnya (selama dalam fase replikasi virus) dan diperoleh dari plasma membrane. Dimana viral membrane tersebut termasuk dalam glikolipid.
Virus memiliki cara perkembangbiakan yang unik. Biasanya siklus hidupnya tidak dapat dilakukan dengan sendiri namun virus akan membutuhkan inang sebagai penunjang siklus hidupnya. Siklus hidup virus Variola terjadi di sitoplasma dengan urutan sebagai berikut:

1.Entry
Partikel IMV (Intracellular mature virion) mengikat reseptor yang belum diketahui dan bergabung dengan membran sel. Partikel EMV (Extracellular mature virion) mengikat reseptor yang tak dikenal juga dan terendositosis ke dalam sel.
2.Initial Uncoating
Partikel inti dari virus yang mengandung gen virus, DNA-RNA polymerase, dan enzim lainnya dilepaskan ke sitoplasma.
3.Early Transcription
Gen awal (termasuk code untuk immunomodulatory protein, enzim replikasi dan faktor transkripsi) ditranskripsikan dan ditranslasikan dengan segera dari inti partikel awal ke dalam sitoplasma.
4.Translocation
Partikel inti virus melakukan perpindahan ke luar nukleus sel
5.Secondary Uncoating
Nukleoprotein kompleks dari virus, yang mengandung gen, dilepaskan. Pada tahap ini, gen virus direplikasi sebagai rangkaian transkripsi dan translasi dari gen intermediet.
6.Late Transcription
Gen virus terbaru (code untuk protein struktural, enzim, dan faktor transkripsi) ditranskripsikan dan ditranslasikan.
7.Assembly
Rangkaian intermediet diputuskan menjadi linear double-stranded DNA dan dikemas bersama protein virus terbaru menjadi immature virions (IV)
8.Release
IV dewasa berubah menjadi IMV melalui mekanisme yang tidak dapat digambarkan. IMV dipindahkan ke batas luar dari sel dan dilepaskan melalui tiga jalan. Pertama, IMV dilepaskan melalui lisis sel. Kedua, IMV bisa menguncup melewati permukaan sel, mengambil envelope virus dari membran plasma sel. Di permukaan, sel yang berasosiasi dengan virus envelope (CEV) didorong melalui actin tail sampai bersentuhan dengan sel yang kedua. Ketiga, IMV menguncup melalui membran plasma lalu mengambil envelope dan menjadi EEV (Ramdani,2008).

3.Ekologi
Berdasarkan lingkungan abiotik terhadap perkembangan virus variola, biasanya virus ini dapat hidup dalam keadaan yang cukup keras baik itu dalam keadaan kering sekalipun. Maksudnya adalah bahwa virus dapat bertahan dalam beberapa hari setelah di basmi dengan vaksinasi. Hal in dikarenakan kehidupan virus yang cenderung lebih berpotensi di udara menjadikan ini sebagai salah satu penunjang karakteristik dari virus itu sendiri. Kemungkinan untuk hidup pada virus variola ini bertitik pada temperatur udara ambeien dan kadar kelembaban udara. Hal ini membuktikan dan menjelaskan bahwa biasanya penyakit yang disebabkan virus ini biasanya terjadi pada musim dingin dibandingkan dengan musim panas.
Jika dilihat dari segi penyebarannya, penyakit ini tersebar kosmopolitan terutama menyerang anak-anak, namun dapat juga menyerang orang dewasa dengan gejala yang lebih berat. Penularan dapat terjadi secara aerogen. Masa penularan sekitar 7 hari dari timbulnya gejala pada kulit. Masa inkubasi sekitar 12-21 hari. Virus cacar ini menular lewat sekresi air ludah dari penderita serta kerak ruam yang berjatuhan dari kulit penderita. Gejala klinis yang terjadi pada penyakit ini berupa demam, nyeri badan dan kepala kemudian diikuti timbulnya erupsi obat berupa papul eritematosa yang kemudian berubah menjadi vesikel, bentuk vesikel ini khas seperti tetesan embun (tear drop) selanjutnya vesikel berubah menjadi pustul dan krusta. Sementara proses ini berlangsung pada kulit bagian lain timbul vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
Cacar air merupakan penyakit infeksi akut primer yang disebabkan oleh virus variola yang menyerang kulit dan mukosa, yang disertai gejala konstitusi seperti demam, nyeri, kelainan kulit polimorfi berupa vesikel papul pustul multipel tersebar diseluruh tubuh terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Cacar air dikenal dengan nama lain sebagai Varisela
Pengobatan penyakit ini pada prinsipnya sama yaitu dengan diberikan obat antivirus dosis adekuat, vitamin, obat antiradang dan antinyeri serta obat-obat topikal untuk mempercepat penyembuhan luka yang seyogyanya diberikan dalam pengawasan dokter. Selain itu harus mendapat asupan gizi yang baik terutama protein agar dapat memperbaiki sel-sel kulit dan saraf yang rusak. Satu hal yang menjadi dasar dalam pengibatan penyakit ini yaitu bahwa manusia merupakan satu-satunya hospes, tidak ada bentuk karier, transmisi relatif rendah dan memerlukan hubungan dekat dengan penderita serta vaksin cacar mankus (efektif) dalam waktu yang lama. Sehingga dari semua penyakit infeksi mungkin sekali penyakit cacar paling mudah dibasmi dengan dilakukannya vaksin satu kali. Karena variola ini merupakan penyakit imun yang jika sudah terkena cacar maka hospes (manusia) akan mempunyai kekebalan yang baik dan efektif seumurhidup terhadap virus variola ini.
4.Taksonomi Pada Virus Variola
Struktur Taksonomi virus variola adalah sebagai berikut:
Family (-viridae) : Poxviridae
Subfamily (-virinae) : Chordopoxvirinae
Genus (-virus) : Orthopoxvirus
Species (-virus) : Variola vera (Ramdani,2008)
5.Peranan Virus Variola terhadap lingkungan.
Seperti yang kita ketahui bahwa virus variola ini merupakan salah satu virus yang menyerang atau menginfeksikan pada manusia. Tak jarang penyakit yang disebabkan virus variola ini juga dinamakan penyakit imun, sehingga virus ini sangat merugikan sekali dalam lingkungan hidup manusia karena dapat menyebabkan kematian. Virus variola ini terdiri dari virus major dan virus minor yang mana virus mayor memiliki tingkat kematian yang lebih besar ( 30 %) dibandingkan dengan virus minor. Namun kedua virus ini juga cukup membahayakan terhadap manusia. Karena virus ini menyebabkan manusia sebagai hospes tunggalnya mengalami penyakit yang disebut dengan cacar air sehingga sangat jelas sekali kehadiran virus ini sangat merugikan sekali bagi penderita. Selain itu juga penyakit ini dapat dijadikan sebagai senjata biologis yang cukup berbahaya jika dilakukan oleh orang-orang yang tidak bermoral karena jika dilihat dari penyebarannya yang bersifat aeragon sesungguhnya senjata biologis ini sungguh sangat mengerikan jika benar-benar terjadi.


















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 00.058.1.01.011. Variola virus. Http://www.ncbi.nlm.nih.gov diakses pada tanggal 8 maret 2009
Anonim. Jika Kuman Jadi Senjata. Http://www.Unisosdem.org di akses pada tanggal 5 maret 2009
Anonim. Klasifikasi Virus. Http://Filzahazny.wordpress.com diakses pada tanggal 5 maret 2009
Anonim. Smallpox: Then And Now. Http://www.scq.ubc.ca/smallpox-then-and-now/ di akses pada tangal 5 maret 2009
Anonim. Variola:essential data. Http://www.Cbwinfo.com di akses padatanggal5 maret 2009
Anonim. Virologi . Http://Filzahazny.wordpress.com diakses pada tanggal 5 maret 2009
Mubin, Halim A. 2005. Proyeksi penyakit infeksi pada abad XXI. Fakultas Kedokteran Universitas Hasaniddin. Diakses padatanggal 8 maret 2009
Ramdani,E.Dani.2008.VariolaVera.Http://Library.usu.ac.id/variolavera.pdf. diakses pada tanggal 5 maret 2009.

1 komentar: