Jumat, 13 Maret 2009

Suramnya Dunia Air ku

Suramnya Dunia Air ku


Dalam dua decade terakhir ini, kita begitu sering mendengar, membaca bahkan membicarakan masalah pencemaran lingkungan. Semua media selalu memaparkan berbagai macam pengerusakan lingkungan. Disadari atau tidak, problema lingkungan telah menjadi salah satu topic yang sangat menakutkan bagi setiap sebagian manusia. Pencemaran atau polusi.
Sampai saat ini banyak masyarakat memanfaatkan air permukaan dan air tanah sebagai sumber airnya. Namun seiring dengan perkembangan ekonomi dan industri yang tak terkendali menyebabkan mulailah bermunculan pencemaran-pencemaran yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Hidrosfer adalah lingkungan air dimana sebagian besar dari permukaan sekitar 71 % tertutup oleh air. Lingkungan air yang begitu luasnya ini, sangat berpengaruh terhadap kehidupan lingkungan sekitar. Walaupun kuantitas air relative konstan, tetapi air tidak diam, melainkan bersirkulasi yang biasa dikenal dengan siklus hidrologi. Secara skematis siklus hidrologi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.






Air menguap akibat panasnya matahari. Penguapan ini terjadi pada air permukaan, air yang berada di dalam lapisan tanah bagian atas (evaporasi), air yang ada di dalam tumbuhan (transpirasi), hewan dan manusia (transpirasi, respirasi). Uap air ini memasuki atmosfir. Di dalam atmosfir uap ini akan menjadi awan, dan dalam kondisi cuaca tertentu dapat mendingin dan berubah bentuk menjadi tetesan-tetesan air dan jatuh kembali ke permukaan bumi sebagai hujan. Air hujan ini ada yang mengalir langsung masuk ke dalam air permukaan (runoff), ada yang meresap ke dalam tanah (perkolasi) dan menjadi air tanah baik yang dangkal maupun yang dalam, ada yang di serap oleh tumbuhan. Air tanah dalam akan timbul ke permukaan sebagai mata air dan menjadi air permukaan. Air permukaan bersama-sama dengan air tanah dangkal, dan airyang berada di dalam tubuh akan menguap kembali untuk menjadi awan. Maka siklus hidrologi ini kembali berulang (Slamet,…..).
Dari siklus hidrologi dapat dilihat adanya berbagai sumber air tawar yang dapat tersedia baik itu dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Secara sepintas sumber-sumber air tersebut diantaranya adalah air permukaan yang nerupakan air sungai, danau dan waduk (air permukaan buatan). Air tanah yang tergantung kedalamannya biasanya disebut dengan air tanah dangkal atau air tanah dalam. Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfer, seperti hujan dan salju (Slamet,….). dari beberapa sumber-sumber ini tentu lah memiliki perbedaan kualitas yang mana disesuaikan dngan kondisi topografi dan geologisnya serta aktivitas manusia yang berada di sekitarnya.
Air tanah dangkal dan air permukaan dapat berkualitas baik jika tanah sekitarnya tidak tercemar. Banyak zat yang terlarut atau tersuspensi di dalamnya dapat berpotensi terjadinya pencemaran jika zat-zat tersebut berada dalam kuantitas yang sangat banyak. Air tanah dalam pada umumnya tergolong bersih dilihat dari segi mikrobiologis, karena sewaktu proses pengaliran air mengalami penyaringan alamiah dan dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya. Namun demikian, kadar kimia air tanah dalam ataupun yang artesis tergantung sekali dari formulasi litisfer yang di laluinya. Pada proses ini mineral-mineral yang dilaluinya dapat larut dan terbawa, sehingga mengubah kualitas air tersebut. Namun jika air yang dilaui in terus menerus mengandung zat-zat yang berbahaya maka hal yang sangat mungkin sekali akan terjadi pencemaran pada air tanah dangkal dan air tanah dalam dalam kurun waktu yang relative lama.
Peranan tanah terhadap pengangkutan dan menghilangkan bahan-bahan pencemarsangatlah besar. Proses pengangkutan tersebut ada bermacam-macam, di anatarnya adalah pengaliran (flow on), peresapan ( absorption) dan pelumeran (leaching). Dua cara tereakhirini merupakan proses pengangkutan bahan-bahan pencemar yang paling dominant. Hal-hal yang mempengaruhi dalam proses peresapan dari bahan-bhan pencemar yang terjadi pada lapisan tanah antara lain :
1. Karakteristik atau cirri khas dari struktur bahan pencemar karena bahan pencemar akan mengalami pertukaran ion ketika melewati lapisan lempung dan organik.
2. Kandungan bahan organic yang terdapat dalam lapisan tanah. Hal inoi menjadi penentu apakah bahan pencemaryang ada akan ditahan atau diteruskan oleh lapisan tanah.
3. pH tanah yang sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kadarlapisan lempung yang ada pada tanah. Bila lapisan lempung ini sangat besar jumlahnya, maka proses peresapan akan menjadi sangat rendah atau tidak terjadi peresapan sama sekali. Hal itu disebabkan partikel tanah lempung yang sangat halus dan tersususn rapat sehingga sulit untuk dilalui.
4. Ukuran partikel tanah. Besar kecilya ukuran partiel tanah akan sangat menentukan besar kecilnya pori-pori tanah. Semakin besar partikel tanah akan semakin besarpula pori-pori tanah dan keadaan itu akan semakin mempermudah proses peresapan oleh lapisan tanah. Sebaliknya semakin kecil partikel tanah, maka pori-pori tanah akan semakin kecil sehingga prosesperesapan akan semakin sulit terjadi.
5. Kemampuan pertukaran ion. Hal ini bergantung pada jumlah residu bermuatan dari bahan pencemardan strukturlapisan lempung pada bahan tanah.
6. Temperatur. Padasetiap peristiewa peresapan temperatur mempunyai pengaruh yang besar terhadap laju peresapan. Karena umunya semakin tinggi temperatur maka daya serap tanah terhadap bahan pencemar akan semakin besar (Palar, 1994).

Lingkungan dapat diartikan sebagai media dan suatu areal, tempat atau wilayah yang didalamnya terdapat bermacam-macam bentuk aktivitas yang berasal dari bagian-bagian penyusunnya. Dalam undang-undang lingkungan hidup dijelaskan bahwa suatu tatanan lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila ke dalam tatanan lingkungan hidup itu masuk atau dimasukkan suatu benda lain yang kemudian memberikan pengaruh buruk terhadap bagian-bagian yang menyusun tatanan lingkungan hidup itu sendiri, sehingga tidak dapat hidup sesuai aslinya. Pada tingkat lanjutnya bahkan dapat menghapuskan satu atau lebih dari mata rantai dalam tatanan tersebut. Sedangkan suatu pencemar atau polutan setiap benda, zat ataupun organisme hidup yang masuk ke dalam suatu tatanan alami dan kemudian mendatangkan perubahan-perubahan yang bersifat negative terhadap tatanan yang dimasukinya (Palar, 1994).
Aktivitas kehidupan sekarang ini yang telah banyak dilakukan oleh manusia yang hidup dalam zaman modern ternyata telah menimbulkan berbagai macam efek-efek yang buruk sekali terhadap kehidupan masyarakat dan tatanan lingkungan hidup sekitar. Aktivitas itu sendiri pada dasarnya merupakan usaha manusia untuk dapat hidup layak dan berketurunan baik telah membuat manusia melakukan tindakan-tindakan yang menyalahi kaidah-kaidah yang ada dalam tatanan lingkungan hidupnya. Akibatnya terjadi pergeseran keseimbangan lingkungan hidup dalam tatanannya dari bentuk awal ke bentuk yang baru yang cenderung buruk.
Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal diantaranya adalah hasil produk sampingan seperti limbah. Limbah dalam konotasi sederhana dapat diartikan sebagai sampah. Limbah dalam bahasa alamiahnya disebut dengan polutan yang dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenis, sifat dan sumbernya. Berdasarkan pada jenisnya, limbah dapat dibedakan menjadi dua yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat adalah semua bahan sisa atau bahan buangan yang sudah tidak berguna dan berada dalam wuwjudpadat. Limbah padat dapat berupa kaleng bekas minuman, plastic, kertas dan lain sebagainya. Sedangkan limbah cair adalah semua jenis bahan sisa yang dibuang dalam bentuk larutan atau cair. Limbah cair dapat berupa air bekas cucian rumah tangga, air bekas cucian dari proses penyamakan kulit hewan yang mengandung unsur-unsur merkuri dan lain sebagainya.
Berdasarkan sifat yang dibawanya, limbah dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu limbah organik dan limbah an-organik. Limbah organik adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang merupakan bentuk-bentuk organic, dalam arti bahan buangan tersebut akan dapat terurai dan habis dalam tatanan lingkungan dengan adanya organisme-organisme pengurai (dekomposer). Sebagai contoh adalah bangkai hewan dan tanaman, bekas daun pembungkus dan lainnya. Limbah an-organik adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang tidak dapat terurai dan habis dalam tatanan lingkungan hidup. Contoh limbah an-organik adalah sampah plastik, dimana sampah plastic ini tidak dapat terdegredasi dalam tanah.
Sedangkan bila berdasarkan pada sumbernya, limbah dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu limbah rumah tangga atau limbah domestic dan limbah industri. Limbah domestic adalah limbah yang berasal dari produksi rumah tangga seperti limbah dari dapur,limbah dari pembuangan kotoran manusia dan sebagainya. Biasanya limbah domestic ini seprti pengelolaan septic tank yang tidak sesuai dengan kelayakan dapat mencemari lingkungan perairan sekitar apalagi jika masyarakat yang sudah terbiasa buang air besar di sekitar sungai akan membuat daerah tampungan air seperti sungai akan menjadi dangkal dan tercemar oleh bakteri E.colli sehingga debit air yang seharusnya dapat ditampung oleh sungai tidak dapat lagi tertampung dan menyebabkan banjir dimana-mana. Sedangkan limbah industri adalah limbah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil sampingan suatu proses perindustrian. Limbah industri ini dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia karena biasanya dalam limbah industri ini jika tidak dilakukan pengelolaan limbah yang benar terdapat kandungan zat-zat kimia yang berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia.
Pencemaran yang dapat ditimbulkan dari berbagai jenis limbah ada bermacam-macam bentuk diantaranya ada pencemaran bau, warna, suara bahkan pemutusan mata rantai dari suatu tatanan lingkungan hidup atau penghancuran suatu jenis organisme yang pada tingkat akhirnya akan menghancurkan ekosistem lingkungan sekitarnya. Biasanya limbah-limbah yang dapat menghancurkan tatanan lingkungan hidup sekitar merupakan limbah-limbah yang memiliki tingkat toksisitas(daya racun) yang tinggi. Dan limbah-limbah ini biasanya berupa limbah bahan kimia baik itu dari persenyawaan kimia atau pun hanya dalam bentuk unsur atau ionisasi. Oleh karena itulah diperlukannya pengelolaan limbah yang sesuai dengan baku mutu lingkungan agar kita sebagi penerus bangsa tetap dapat menjaga dan mempertahankan keadaan lingkungan sekitar.




DAFTAR PUSTAKA
Palar, Heryando. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta: Jakarta
Slamet, Juli Soemirat.......Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press:Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar